Dampak KDRT Terhadap Perempuan

Daftar Isi
 
Dampak KDRT
Sumber Gambar: Pexels


Saya punya teman laki-laki yang dulunya suka main perempuan meskipun dia sudah memiliki istri. Sebut saja namanya Zacky. Jadi kebetulan beberapa teman lelaki di kantor sering berkunjung ke rumah Zacky dan istrinya. Istri Zacky, sebut saja namanya Ainun merupakan sosok perempuan yang nrimo keadaan suaminya. Bahkan Ainun mengetahui ketika suaminya berselingkuh dengan beberapa perempuan.

Beberapa teman bercerita kepada saya, jika mereka berkunjung ke rumah Zacky, Ainun selalu menyuguhkan berbagai hidangan untuk tamunya. Walau bukan dari keluarga yang berkecukupan, Zacky termasuk orang yang gengsinya besar. Walau sedihnya, teman saya bercerita kadang Zacky suka berteriak-teriak kepada Ainun di depan tamunya yang notabene adalah teman-teman saya juga. Duh, sedih ya istri sendiri kok diteriaki, padahal juga konon katanya Ainun tidak jauh-jauh amat kok dari Zacky.

Apakah Ainun dikategorikan telah menerima kekerasan verbal? Menurutu Sehatq.com, kekerasan verbal merupakan bentuk penyiksaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam bentuk kata-kata. Kekerasan verbal mengakibatkan korban menjadi tidak memiliki rasa tidak percaya diri, insecure, dan tidak memiliki harga diri.

Lalu apa saja yang termasuk kategori kekerasan verbal, yaitu:
  1. Berdebat tiada akhir
  2. Ancaman kepada korban agar korban merasa takut
  3. Name - Calling yaitu panggilan yang sifatnya menghina kepada korban, seperti bodoh, nama binatang dan sebagainya yang mengandung unsur negatif
  4. Degradasi, bertujuan untuk menjatuhkan seseorang seolah tidak memiliki harga diri.
  5. Merendahkan korban, dengan tujuan membuat pelaku merasa superior
  6. Kritik yang kasar dan terus menerus
  7. Menuduh korban dengan tujuan menjatuhkan mental.
Dari cerita teman-teman saya yang mengisahkan hubungan rumah tangga Zacky dan Ainun, saya menjadi bersyukur karena suami merupakan laki-laki yang sangat menghargai istrinya. Tidak pernah saya menerima kekerasan verbal dari suami. 

Saya tidak bisa membayangkan betapa sakit hatinya seorang istri yang mendapat kekerasan verbal dari suami yang seharusnya melindungi dan mengayomi. Kekerasan verbal saja sudah membuat perempuan merasa tersakiti secara mental, apalagi kekerasan fisik dalam rumah tangga yang biasa kita kenal dengan KDRT. Sempat saya menonton berita di televisi mengenai berbagai tindak kriminalitas, dimana beberapa kasus adalah tindak KDRT yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya.

KDRT pada wanita sesungguhnya merupakan tindakan kriminalitas, meskipun dilakukan di dalam biduk rumah tangga. Menurut situs bunghatta.ac.id, Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau yang disingkat dengan KDRT merupakan perbuatan terhadap seorang perempuan yang menyebabkan timbulnya penderitaan secara fisik, seksual maupun psikologis. 

Saya jadi teringat dengan kasus KDRT baru-baru ini yang menimpa salah satu penyanyi dangdut terkenal di Indonesia. Adapun tindak KDRT dilakukan oleh suaminya sendiri, bahkan ada bukti berupa rekaman CCTV dimana suami berusaha melempar sang istri dengan bola billiar. Astaghfirullah, saya tidak bisa membayangkan apabila sang istri berhasil terkena lemparan bola billiar. Pastinya sakit fisik dan batin tidak akan pernah terlupa.

Walau pada akhirnya, korban yaitu istri mencabut gugatan yang sebelumnya dilayangkan kepada pihak berwajib, namun hal ini sebagai pengingat kita sekalian, bahwa hidup berumah tangga itu bukan hanya senangnya saja yang didapat. 

Peristiwa kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan tentu sangat berdampak sekali. Beberapa dampak KDRT terhadap perempuan, antara lain:

1. Mengalami sakit secara fisik

Ditendang, dilempar, dipukul merupakan tindak kekerasan yang tentu saja meninggalkan bekas. Apalagi jika pelaku, yaitu suami melakukan kekerasan terhadap istri di depan anak-anak, tentu akan membuat trauma sendiri pada anak.

Kita saja yang tidak mendapat perlakukan KDRT, apabila terkena minyak goreng panas, maka kulit akan melepuh, lalu bagaimana jika kekerasan dilakukan oleh makhluk bernyawa seperti suami. Tentu akan sakit sekali dampaknya terhadap fisik.

2. Mengalami rasa tak percaya diri

Bekas luka akibat kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan, tentu akan menimbulkan pertanyaan apabila diketahui oleh orang lain. Terlebih jika itu kerabat yang tidak benar-benar mengenalnya. Hal ini bisa menimbulkan rasa tidak percaya diri karena bekas luka akibat kekerasan. Selain itu pula rasa tak percaya diri bisa muncul karena gunjingan lingkungan sekitar yang mungkin mengetahui perbuatan suami terhadap istri.

3. Stress dan Trauma 

Bayangkan ketika kalian dikejar anjing di sebuah pemukiman yang pernah dilewati. Tentunya, next time kalian berusaha untuk menghindari daerah tersebut kembali kan! Saya juga pernah lho, takut sebelum melewati suatu daerah dikarenakan konon katanya ada anjing suka mengejar orang suka lewat di daerah itu. Padahal saya belum pernah dikejar oleh anjing tersebut, namun mendengar cerita dari orang lain saja sudah membuat saya bergidik.

Nah bagaimana dengan kekerasan fisik dalam rumah tangga yang nyata-nyata sudah dialami oleh perempuan. Tentu akan menyebabkan stress dan trauman yang berkepanjangan. Bahkan bisa jadi perempuan yang pernah menjadi korban KDRT harus mendapat penanganan khusus dari Psikiater. 

Demikian sedikit penjelasan saya mengenai dampak KDRT terhadap perempuan. Semoga bermanfaat.


Referensi:

jurnal.unissula.ac.id
Maria Tanjung
Maria Tanjung Jika ingin bekerja sama di blog ini, Anda dapat menghubungi saya di titikterang751@gmail.com Terima kasih

Posting Komentar