Belajar Dari Kegigihan Santi Setyaningsih, Ciptakan Ruang Belajar Bagi Sesama Penyandang Disabilitas
![]() |
Sumber Gambar: radarbanyumas.disway.id/ |
Dalam hidup ini terkadang manusia ada saja mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ujian bisa berasal dari segala hal, seperti ujian finansial, ujian keluarga dan masih banyak lagi. Sebagai manusia yang memiliki akal tentu kita diberi kemampuan untuk mencari solusi atas ujian hidup ini. Jika memang tidak ada solusi maka jalani dengan penuh keikhlasan menjadi jalan terbaik.
Di luar sana ada banyak orang-orang yang kurang beruntung hidupnya, dikarenakan keterbatasan fisiknya. Sebut saja teman-teman penyandang disabilitas yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana apabila ditanya dalam hati, mereka pasti ingin terlahir seperti layaknya manusia normal.
Namun manusia tidak bisa memilih seperti apa dia akan dilahirkan ke dunia. Yang terpenting bukan bagaimana manusia itu dilahirkan namun bagaimana dia bersyukur terhadap takdir yang telah digariskan Tuhan kepadanya.
Saya pun pernah mencoba berbaur dengan para penyandang disabilitas khususnya teman tuli yang ada di Surabaya mulai tahun lalu, dengan cara mengikuti kursus kelas bahasa isyarat yang diadakan oleh TIBA Surabaya.
Senang sekali bisa berinteraksi dengan para teman tuli, dan ada banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan ketika mengikuti kursus bahasa isyarat. Diantara beberapa teman tuli itu bahkan ada yang bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Perpustakaan Surabaya dan saya bangga dengan mereka, tidak bersedih dengan keadaan dan justru produktif dengan talenta.
Ada satu teman tuli yang saya kenal juga dan dia menjadi seorang pendongeng lho! Tentu saja mendongeng dengan menggunakan bahasa isyarat yang bisa dipahami oleh para teman lainnya. Perlu diketahui bahwa aktivitas mendongeng itu bukan sesuatu yang mudah namun juga butuh skill dan keberanian sehingga saya salut ketika mengetahui ada teman tuli di Surabaya yang berprofesi sebagai seorang pendongeng.
Dari interaksi saya bersama para teman tuli, ada hikmah yang dapat saya petik bahwa sebenarnya mereka juga bisa menjadi bagian dari circle pertemanan kita, dan tentu saja kita pun harus membaur dengan mereka.
Jangan pernah ada lagi stigma stigma negatif terhadap para penyandang disabilitas karena sebenarnya mereka itu sama dengan kita, hanya saja mungkin cara interaksi kita agak sedikit berbeda. Asal kita mau belajar maka bisa kok beradaptasi dengan mereka para penyandang disabilitas
Berbicara mengenai semangat dan kegigihan teman-teman penyandang disabilitas, saya ingin bercerita mengenai ada satu orang perempuan muda yang dengan keterbatasan fisiknya, dia masih tetap produktif berkarya dan berkontribusi untuk masyarakat.
![]() |
Sumber Gambar: Website katolikana.com |
Mengenal Sosok Santi Setyaningsih, Perempuan Produktif dan Menginspirasi Teman Tuli
Adalah seorang Santi Setyaningsih, seorang perempuan yang berusia 34 tahun dimana dirinya divonis tuli sejak kecil. Meskipun sudah memiliki masalah pendengaran sejak kecil, Santi tetap menempuh pendidikan di sekolah reguler. Bahkan Santi dengan yakin tak mau menggunakan alat bantu pendengaran ketika bersekolah di SDN I Nangkod, SMPN 2 Kejobong, dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN).Santi kecil hingga remaja berhasil menamatkan pendidikannya hingga SMA. Meskipun tidak mau menggunakan alat bantu pendengaran namun Santi Setyaningsih mampu membaca gerakan bibir lawan bicaranya sehingga dirinya tak mengalami kesulitan ketika bersekolah di sekolah reguler.
Santi yang memiliki keterbatasan pendengaran namun tetap berusaha produktif dan tak putus asa. Hal ini dibuktikannya dengan keikutsertaan dirinya pada beberapa kegiatan, antara lain:
- Menjadi Learning Partner bersama kelompok mahasiswa yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa asing dari Universitas di Yogyakarta.
- Mengajar anak – anak disabilitas di SLB.
- Menjadi Internal Communication di Komunitas Historia Indonesia
Melalui bukunya, Santi ingin mengajak semua masyarakat untuk peduli pada saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Bahkan Santi ingin buku yang ditulisnya dapat memberi semangat bagi keluarga penyandang difabel bahwa mereka pun layak untuk menjalani kehidupan normal layaknya manusia pada umumnya.
Meskipun memiliki keterbatasan sebagai seorang tunarungu, tidak membuat Santi Setyaningsih lantas putus asa dalam hidupnya. Santa merupakan salah satu penggerak inklusi disabilitas di Indonesia. Santi adalah seorang pendiri Creative Table Project dan dia aktif dalam menciptakan ruang belajar sekaligus lapangan kerja bagi sesama penyandang disabilitas, khususnya teman tuli.
Tentu hal ini menjadi kabar baik dan juga angin segar bagi teman tuli yang mungkin sebagian memiliki kesulitan serta keterbatasan ketika melamar kerja di perusahaan-perusahaan.
Di Creative Table Project, para anggotanya diberi keterampilan untuk membuat berbagai kerajinan tangan, seperti tas lukis dan masih banyak lagi. Dengan adanya wadah ini, Santi berharap dirinya dan rekan-rekan dapat memperjuangkan hak-hak disabilitas dan menghapus stigma negatif terhadap mereka.
Bahkan di saat tahun 2018 saat pindah ke Pekanbaru Riau, Santai tak serta merta melupakan kegiatannya selama tinggal di pulau Jawa untuk terus mendukung para penyandang disabilitas berkarya.
Di Pekanbaru, Santi juga mendirikan Komunitas Tuli Lancang Kuning atau yang disingkat KUTILANG dimana salah satu kegiatannya adalah memberikan pelatihan bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) kepada para teman tuli secara gratis.
![]() |
Sumber Gambar: Website www.campusnesia.co.id |
Atas dedikasinya, Santi Setyaningsih dari Provinsi Riau berhasil menerima penghargaan dari SATU Indonesia Awards 2024 untuk kategori Kewirausahaan dengan kegiatan Pemberdayaan UMKM Penyandang Disabilitas.
SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards merupakan ajang apresiasi dan penghargaan yang diselenggarakan setiap tahun oleh PT. Astra International, Tbk untuk para anak muda Indonesia yang telah berdedikasi dan memberikan kontribusi positif pada bidang pendidikan, kesehatan, teknologi, lingkungan dan kewirausahaan.
Diharapkan nantinya kontribusi yang diberikan oleh para generasi muda Indonesia tersebut dapat dipergunakan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menunjang aktivitas masyarakat Indonesia.
Penutup
Dari seorang Santi kita belajar bahwa keterbatasan fisik bukanlah menjadi penghalang untuk terus produktif berkarya dan berprestasi.Sebagai seorang manusia yang diberikan kesempurnaan jasmani, sudah seharusnya kalian introspeksi jika selama ini masih kurang rasa syukurnya, maka coba diperbaiki agar menjadi manusia yang lebih bersyukur, produktif dan bisa memberikan kontribusi positif seperti yang dilakukan Santi Setyaningsih dan para teman-teman penyandang disabilitas.
#APA2025-ODOP
Referensi:
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/15/santi-setyaningsih-pejuang-tunarungu-yang-menggerakkan-inklusi-disabilitas
https://riaupos.jawapos.com/feature/2253521104/kisah-santi-lentera-penebar-inspirasi-bagi-teman-tuli
https://www.campusnesia.co.id/2016/02/santi-setyaningsih-penulis-buku-aku.html
https://radarbanyumas.disway.id/read/20519/mengenal-santi-setyaningsih-gadis-asal-purbalingga-penulis-buku-aku-bangga-menjadi-tuna-rungu
https://www.hipwee.com/list/santi-setyaningsih-tunarungu-dan-founder-creativeable-project-yogyakarta/
https://www.katolikana.com/2021/09/27/teman-tuli-tangguh-hadapi-pandemi/#:~:text=Terus%20Berkarya,berusaha%20walaupun%20teman%2Dteman%20mengejek.
Posting Komentar untuk "Belajar Dari Kegigihan Santi Setyaningsih, Ciptakan Ruang Belajar Bagi Sesama Penyandang Disabilitas"